Dalam WEF 2024, Pimpinan Indofood Sampaikan Pentingnya Keberlanjutan di Seluruh Rantai Nilai

Pentingnya Keberlanjutan Rantai Pasokan - The EdGe

Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk., Axton Salim, menjadi salah satu narasumber dalam sesi diskusi panel “First Movers Coalition for Food (FMC4Food)” di ajang World Economic Forum (WEF) ke-54 di Davos, Swiss.

Selain Axton Salim, diskusi panel FMC4Food juga melibatkan Chairman dan CEO PepsiCo Ramon Laquarta, Executive Director Eleven Eleven Megan Scarcella, serta Global CEO JBS Gilberto Tomazini. Diskusi ini dipandu oleh Steve Sedgwick, anchor CNBC.

Axton Salim menyampaikan bahwa ketahanan pangan merupakan tantangan utama di negara berkembang seperti Indonesia, di mana akses terhadap makanan yang cukup dan berkualitas masih menjadi isu krusial.

“Keterjangkauan menjadi kunci utama untuk mengatasi tantangan ini. Oleh karena itu, terus berinovasi dalam produksi pangan tanpa memberatkan biaya konsumen sangat penting,” ujar Axton Salim dalam keterangan resmi yang diterbitkan pada Jumat (19/1).

Axton Salim juga memaparkan inisiatif dan inovasi yang dilakukan oleh Indofood, sebuah perusahaan Total Food Solutions yang beroperasi di seluruh tahapan proses produksi makanan. Indofood terus berupaya mengatasi tantangan sepanjang sistem pangan dengan mengimplementasikan inisiatif ramah lingkungan pada seluruh rantai nilai, mulai dari hulu ke hilir.

Di sektor agribisnis, grup agribisnis Indofood menerapkan praktik agrikultur berkelanjutan untuk mendukung target pemerintah Indonesia mencapai Net Sink dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan di tahun 2030. Hal ini melibatkan zero deforestation and degradation of HCV, zero new planting pada lahan gambut, zero burning untuk pembukaan lahan, penanaman kembali, dan pelestarian area kawasan bernilai konservasi tinggi seluas 25.000 ha. Sebanyak 84% pupuk yang digunakan juga merupakan pupuk organik.

“Kesejahteraan petani menjadi fokus kami, seperti yang kami lakukan dengan petani kentang di Indonesia. Kami menyediakan bibit berkualitas, memberikan edukasi untuk menerapkan praktik pertanian yang baik, meningkatkan produktivitas, dan meminimalkan penggunaan pupuk untuk mendukung ekonomi petani,” ungkap Axton.

Axton menegaskan bahwa perbaikan sistem pangan tidak boleh hanya berfokus pada satu aspek, melainkan harus mencakup seluruh rantai nilai. “Dalam konteks Indofood, selain sektor pertanian, kami juga meneliti sektor manufaktur, termasuk penggunaan energi terbarukan sebesar 70% dari biomassa dan tenaga surya PV,” tambahnya.

CEO PepsiCo Ramon Laquarta setuju dengan pandangan Axton Salim. Ia menyatakan bahwa banyak data menunjukkan bahwa transisi dari pertanian konvensional ke pertanian berkelanjutan dapat meningkatkan produktivitas dan mengurangi beban biaya, meskipun proses transisi tersebut memerlukan waktu.

Executive Director Eleven Eleven Foundation Megan Scarsella menyoroti pentingnya kolaborasi multistakeholder untuk mengatasi isu iklim. “Meskipun lembaga filantropi fokus pada isu iklim, tetapi kolaborasi multistakeholder diperlukan. Saya mengapresiasi peran sektor swasta, terutama dalam mempercepat dan meningkatkan kapasitas petani,” tutup Megan.

World Economic Forum (WEF) ke-54, yang berlangsung dari 15-19 Januari 2024 di Davos, Swiss, mengusung tema “Rebuilding Trust”. Keberlanjutan terkait perubahan iklim, alam, dan energi (A Long Term Strategy for Climate, Nature and Energy) menjadi salah satu fokus utama yang dibahas, termasuk dalam konteks sistem pangan.

Bagikan ke:
Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp