Indonesia Siap Menjadi Pemimpin Industri Pulp dan Kertas Dunia

Industri Pulp dan Paper Dunia - Artikel The EdGe

Sebagai salah satu industri prioritas nasional berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional 2015-2035, sektor pulp dan kertas Indonesia terus menunjukkan kontribusi signifikan terhadap perekonomian.

Pada tahun 2023, ekspor sektor ini mencapai angka USD 8,37 miliar, menyumbang 4,03% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) industri pengolahan nonmigas. Selain itu, industri pulp dan kertas menjadi sumber penghidupan bagi lebih dari 275 ribu tenaga kerja langsung dan 1,2 juta tenaga kerja tidak langsung.

Keunggulan Komparatif yang Dimiliki Indonesia

Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika, menyebutkan bahwa industri pulp dan kertas Indonesia memiliki keunggulan komparatif berupa ketersediaan bahan baku kayu dari Hutan Tanaman Industri (HTI) yang tumbuh lebih cepat dibandingkan negara-negara lain.

“Dulu, negara-negara NORSCAN (North America and Scandinavia) mendominasi pasar pulp dan kertas dunia. Namun kini, pergeseran besar terjadi ke Asia, khususnya Indonesia dan Asia Timur. Ini peluang emas bagi Indonesia untuk menjadi pemimpin global di sektor ini,” ujar Putu.

Peluang Pasar yang Masih Terbuka Lebar

Saat ini, konsumsi kertas per kapita di Indonesia baru mencapai 32 kg per tahun, yang menunjukkan masih besarnya potensi pasar domestik. Selain itu, tren green lifestyle yang semakin meluas memberikan peluang baru bagi kertas sebagai material kemasan ramah lingkungan untuk menggantikan plastik.

Kondisi ini tidak hanya membuka pasar domestik, tetapi juga memperbesar peluang ekspor ke pasar global yang semakin peduli terhadap keberlanjutan lingkungan.

Kapasitas Produksi yang Terus Meningkat

Industri pulp dan kertas Indonesia mencatatkan peningkatan signifikan dalam kapasitas produksinya. Jumlah unit usaha meningkat dari 103 pada tahun 2021 menjadi 113 pada tahun 2024. Kapasitas produksi pulp bertambah dari 10 juta ton menjadi 12,3 juta ton per tahun, sementara kapasitas produksi kertas meningkat dari 18,2 juta ton menjadi 20,86 juta ton per tahun dalam periode yang sama.

Indonesia kini menempati peringkat ke-7 dunia dalam industri pulp dan peringkat ke-6 dunia dalam industri kertas, menunjukkan potensi besar untuk menjadi pemain utama di pasar global.

Tantangan yang Harus Diatasi

Meskipun pertumbuhan industri ini cukup pesat, masih terdapat tantangan yang perlu diatasi, antara lain:

  1. Ketersediaan Bahan Baku Kertas Daur Ulang (KDU):
    Ketersediaan bahan baku KDU domestik belum mencukupi kebutuhan industri, sementara kualitas bahan impor harus ditingkatkan untuk mengurangi impuritas.
  2. Kebijakan Internasional:
    Regulasi seperti European Union Waste Shipment Regulation (EUWSR) yang membatasi impor KDU dari Uni Eropa dan kebijakan Carbon Border Adjustment Mechanism (CBAM) dapat memengaruhi daya saing produk kertas Indonesia di pasar global.
  3. Kemitraan Regional dan Global:
    Kerja sama seperti Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) dapat membawa dampak pada pasar domestik jika tidak dikelola dengan baik.

Strategi Menghadapi Tantangan

Untuk menjawab tantangan tersebut, Kementerian Perindustrian telah merumuskan berbagai langkah strategis, antara lain:

  • Penguatan tata kelola bahan baku KDU dari dalam negeri maupun impor.
  • Penerapan ekonomi sirkular dan keberlanjutan melalui peningkatan tingkat recovery KDU dalam negeri.
  • Transfer teknologi untuk meningkatkan daya saing produk lokal.
  • Ekspansi pasar ekspor dengan penguatan perjanjian kerja sama internasional.

Putu juga menyampaikan bahwa pembinaan standar spesifikasi KDU sebagai bahan baku industri, benchmarking teknologi untuk mengelola impuritas, dan penyusunan rencana kebutuhan industri KDU menjadi bagian penting dalam mendukung keberlanjutan sektor ini.

Menuju Kepemimpinan Global

Dengan kombinasi keunggulan komparatif, peningkatan kapasitas produksi, dan strategi untuk menghadapi tantangan, Indonesia berada di jalur yang tepat untuk menjadi pemimpin industri pulp dan kertas dunia.

“Indonesia memiliki peluang besar untuk memanfaatkan tren global menuju keberlanjutan lingkungan. Dengan dukungan kebijakan dan inovasi teknologi, kita dapat menjadikan industri pulp dan kertas sebagai salah satu tulang punggung ekonomi nasional sekaligus pemimpin di pasar internasional,” tutup Putu.

Bagikan ke:
Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp