Minat Generasi Z Terjun ke Sektor Manufaktur Meningkat: RI Siap Masuk 10 Besar Ekonomi Dunia

Minat Gen Z Sektor Manufaktur - News - The EdGe

Sektor manufaktur global terus mengalami perkembangan pesat, namun juga menghadapi tantangan besar, termasuk kebutuhan tenaga kerja yang terampil dan tuntutan untuk transformasi teknologi. Kemajuan dalam teknologi digital seperti kecerdasan buatan (AI), robotika, dan Internet of Things (IoT) menjadi solusi utama dalam menghadapi kesenjangan keterampilan dan meningkatkan produktivitas.

Dengan penerapan teknologi ini, pabrik pintar mampu beroperasi lebih efisien dan berkelanjutan, mendorong banyak produsen untuk melakukan investasi besar-besaran demi transformasi digital dan pembangunan tenaga kerja yang tangguh.

Generasi Z: Pelaku Utama Transformasi di Sektor Manufaktur
Generasi Z, yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, kini mulai memasuki dunia kerja. Dengan ciri khas sebagai generasi yang fasih digital, mereka tumbuh bersama teknologi seperti ponsel pintar dan internet. Keterampilan ini menjadikan mereka aset berharga bagi sektor manufaktur, yang memerlukan tenaga kerja dengan kemampuan teknologi dan pola pikir inovatif untuk mendorong efisiensi serta mendukung praktik berkelanjutan.

Kemampuan adaptasi Generasi Z membuat mereka cocok menjadi bagian dari solusi industri manufaktur, terutama dalam menyongsong implementasi Industri 4.0 yang tengah didorong pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin).

Industri 4.0: Pusat Transformasi Sektor Manufaktur
Industri 4.0 mengintegrasikan teknologi siber dengan otomatisasi, menciptakan lingkungan kerja yang lebih efektif dan efisien. Dengan teknologi seperti IoT dan AI, perusahaan manufaktur dapat meningkatkan kualitas produksi sekaligus menekan biaya operasional.

Indonesia telah menetapkan roadmap Making Indonesia 4.0 sejak 2018, sebagai strategi untuk bersaing di industri global. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan bahwa transformasi ini akan meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan daya saing manufaktur nasional.

“Implementasi Industri 4.0 di perusahaan manufaktur diyakini dapat meningkatkan kontribusi sektor ini terhadap ekonomi nasional, bahkan membawa Indonesia menjadi salah satu dari 10 besar ekonomi dunia pada tahun 2030,” ujar Agus.

Mempersiapkan SDM Unggul Melalui Pendidikan dan Pelatihan Vokasi
Kunci keberhasilan transformasi sektor manufaktur terletak pada sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan melek teknologi. Untuk itu, Kemenperin menyelenggarakan pendidikan vokasi melalui 9 SMK, 11 Politeknik, dan 2 Akademi Komunitas di bawah Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI). Pada 2023, institusi ini berhasil mencetak 5.673 lulusan, dengan tingkat penyerapan kerja yang tinggi.

Peningkatan animo Generasi Z untuk berkarier di sektor manufaktur juga tercermin dari lonjakan jumlah pendaftar program Jalur Penerimaan Vokasi Industri (JARVIS). Pada 2023, terdapat 31.211 pendaftar, naik 5% dari tahun sebelumnya.

Generasi Z: Katalisator Masa Depan Manufaktur Indonesia
Antusiasme Generasi Z terhadap sektor manufaktur mendapat sambutan positif dari berbagai pihak. Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE), Mohammad Faisal, menyatakan bahwa keterlibatan generasi muda di manufaktur adalah langkah strategis untuk menggerakkan industrialisasi dan menghindari jebakan pendapatan menengah (middle-income trap).

“Minat Generasi Z dalam sektor manufaktur akan membantu mendorong industrialisasi dan membawa Indonesia ke level yang lebih tinggi di perekonomian global,” ujar Faisal.

Hal senada disampaikan Ketua Asosiasi Produsen Gelas Kaca Indonesia (APGI), Henry T. Susanto, yang menyoroti pentingnya pelatihan keterampilan sesuai kebutuhan industri bagi generasi muda.

“Pemerintah harus memanfaatkan animo ini dengan menyediakan pelatihan keterampilan yang relevan, sehingga generasi muda siap menghadapi tantangan era digital,” jelasnya.

Masa Depan yang Cerah untuk Manufaktur Nasional
Ketertarikan Generasi Z terhadap sektor manufaktur membawa harapan besar bagi masa depan industri ini. Dengan kecakapan teknologi, perspektif segar, dan semangat inovasi, generasi muda dapat mendorong produktivitas, meningkatkan daya saing nasional, serta memastikan keberlanjutan tenaga kerja di tengah lanskap global yang kompetitif.

Melalui pendidikan, pelatihan, dan dukungan pemerintah, sektor manufaktur Indonesia siap menghadapi tantangan dan peluang di era digital, sekaligus mewujudkan visi menjadi salah satu ekonomi terbesar dunia pada 2030.

Bagikan ke:
Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp