Lonjakan harga biji kopi di pasar global membawa angin segar bagi eksportir kopi Indonesia. Para pelaku usaha berharap tren harga tinggi ini bertahan hingga musim panen yang diperkirakan dimulai pada pertengahan tahun 2025.
Berdasarkan data Trading Economics, harga biji kopi arabika mencapai US$ 3,79 per pon pada Senin (3/2) pukul 17.30 WIB. Secara tahunan (year on year/yoy), harga ini melonjak 99,73%. Dalam sebulan terakhir saja, kenaikannya mencapai 18,78% (month to month/mtm).
Faktor Pemicu Kenaikan Harga
Kenaikan harga kopi global dipicu oleh terbatasnya pasokan serta ketidakpastian panen di Brasil akibat cuaca buruk sepanjang 2024. Meskipun kondisi cuaca membaik pada Oktober 2024, produksi kopi Brasil belum sepenuhnya pulih. Bahkan, pemerintah Brasil memperkirakan produksi kopi turun 4,4% yoy menjadi 51,81 juta karung pada musim 2025/2026—level terendah dalam tiga tahun terakhir.
Dampak bagi Eksportir Kopi Indonesia
Ketua Departemen Specialty & Industri BPP Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI), Moelyono Soesilo, menyatakan bahwa meskipun harga kopi sedang tinggi, produsen kopi Indonesia yang berorientasi ekspor belum merasakan dampak signifikan. Ini karena musim panen baru dimulai pada April 2025.
“Saat ini masih off-season, jadi belum terlalu berdampak langsung bagi eksportir,” ujar Moelyono, Senin (3/2).
Namun, AEKI optimistis ekspor kopi Indonesia akan meningkat dari segi volume maupun nilai. Faktor utama yang mendorong optimisme ini adalah kondisi cuaca yang kembali normal di Indonesia pada 2024, yang diharapkan menghasilkan panen lebih baik pada pertengahan 2025.
“Ekspor kopi pada 2025 kemungkinan besar akan meningkat seiring pemulihan panen,” tambahnya.
Negara Tujuan Ekspor Kopi Indonesia
Tahun ini, ekspor kopi Indonesia masih berfokus pada pasar tradisional seperti Mesir, Malaysia, Jepang, Uni Emirat Arab, dan Amerika Serikat. Namun, para eksportir terus mencari peluang untuk memasuki pasar baru guna memperluas jangkauan ekspor.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa nilai ekspor kopi arabika (HS 09011120) tanpa dipanggang dan tidak dihilangkan kafeinnya meningkat 40,40% yoy menjadi US$ 463,75 juta per November 2024.
Di sisi lain, ekspor kopi robusta (HS 09011120) juga mengalami lonjakan signifikan, tumbuh 90,35% yoy menjadi US$ 977,88 juta pada periode yang sama.
Prospek Ekspor Kopi Indonesia ke Depan
Dengan harga kopi yang terus naik dan prospek panen yang lebih baik di tahun 2025, Indonesia memiliki peluang besar untuk meningkatkan ekspor kopi ke pasar global. Selain mempertahankan pasar tradisional, ekspansi ke negara-negara baru juga menjadi strategi utama bagi para eksportir guna memaksimalkan keuntungan dari tren positif harga kopi dunia.