Berita & Informasi

Industri Kimia Jadi Penopang Devisa Negara dengan Nilai Perdagangan USD 34,40 Miliar

Industri kimia memegang peran krusial dalam mendukung berbagai sektor industri, berkat fungsinya sebagai penyedia bahan baku yang dibutuhkan secara luas. Data dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menunjukkan bahwa nilai perdagangan sektor ini telah mencapai USD 34,40 miliar pada triwulan III tahun 2024, dengan nilai ekspor sebesar USD 13,33 miliar, naik 4,34% dibandingkan tahun sebelumnya.

Kontribusi Signifikan terhadap Devisa Negara
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekspor ini menegaskan peran sentral sektor kimia dalam menopang devisa negara. “Sektor kimia memiliki kontribusi besar terhadap struktur industri dan ekonomi nasional,” ujarnya dalam pernyataan di Jakarta (5/12).

Selain kontribusi ekonominya, Kemenperin juga menekankan pentingnya aspek keamanan, kesehatan, dan keselamatan dalam operasional industri kimia, sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian.

Regulasi untuk Keamanan dan Keselamatan
Penerapan standar keamanan di industri kimia diatur lebih lanjut melalui berbagai regulasi, termasuk Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2017 tentang Otoritas Nasional Senjata Kimia dan Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2019. Regulasi ini memberikan wewenang kepada Kemenperin untuk meningkatkan surveilans, deteksi risiko, dan respons cepat terhadap potensi darurat yang melibatkan bahan kimia berbahaya.

“Melalui Instruksi Presiden, Kemenperin dapat meningkatkan kewaspadaan serta menyiapkan langkah pencegahan dan penanggulangan risiko kimia dalam kegiatan industri,” jelas Agus.

Menperin juga merinci langkah-langkah pencegahan yang diatur dalam Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) Nomor 19 Tahun 2019. Regulasi ini mewajibkan industri kimia untuk menyusun dokumen prosedur keselamatan, melakukan identifikasi risiko, serta menyusun protokol tanggap darurat bahan kimia.

Peningkatan Kapasitas dan Pendampingan
Untuk memastikan implementasi regulasi berjalan efektif, Kemenperin telah melaksanakan berbagai program, seperti pelatihan, lokakarya, inspeksi insiden, dan capacity building. Upaya ini bertujuan untuk membantu industri menyusun dokumen keselamatan berbasis self-assessment yang nantinya diverifikasi untuk mendapatkan sertifikat keselamatan.

“Industri harus berinvestasi dalam aspek keselamatan untuk menekan risiko bahaya seminimal mungkin, karena potensi kerugian akibat kelalaian dapat berdampak besar pada investasi dan operasional industri,” tegas Agus.

Persiapan Menghadapi Tantangan Global
Menteri Perindustrian juga mengingatkan pelaku industri untuk siap menghadapi tantangan global dengan menjaga keamanan, kesehatan, dan keselamatan kerja sebagai elemen utama dalam meningkatkan daya saing.

Dengan langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan keadaan darurat yang diterapkan secara konsisten, Agus optimistis industri kimia dapat terus berkembang dan berkontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional.

“Sebagai salah satu sektor prioritas, industri kimia memainkan peran penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan pembangunan Indonesia,” tutup Agus.

Manufacturing Indonesia 2024: Mendukung Transformasi Berkelanjutan Industri Manufaktur

Pameran manufaktur terbesar di Asia Tenggara, Manufacturing Indonesia 2024, resmi dibuka pada Rabu, 4 Desember 2024, di JIExpo, Jakarta. Dengan tema “35 Years of Innovation – Driving the Future of Manufacturing”, acara ini menghadirkan 1.300 peserta pameran dari 32 negara dan wilayah, menjadikannya ajang strategis untuk inovasi dan transformasi industri manufaktur.

Mendorong Keberlanjutan dan Efisiensi
Direktur Portofolio Pamerindo Indonesia, Meysia Stephannie, menyatakan bahwa pameran ini bertujuan mempercepat transformasi sektor manufaktur Indonesia agar lebih efisien dan berkelanjutan. “Kami ingin memperkuat daya saing industri manufaktur dengan menghadirkan inovasi dan teknologi mutakhir dari dalam dan luar negeri,” ujarnya.

Pameran ini juga berfokus pada pengembangan teknologi canggih yang dapat diadopsi dan dikembangkan oleh pelaku manufaktur lokal, termasuk green technology yang mendukung keberlanjutan. Meysia berharap bahwa Manufacturing Indonesia 2024 menjadi wadah edukasi dan inovasi bagi pengunjung serta peserta pameran.

Kolaborasi untuk Peningkatan SDM dan Produk Lokal
Tidak hanya pameran teknologi, acara ini juga mendukung pengembangan sumber daya manusia melalui seminar, diskusi, workshop, dan program lainnya. Dalam kolaborasi dengan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan platform Imajin, pameran ini menampilkan TKDN Hub dan Transformative Stage sebagai ruang berbagi wawasan serta konsultasi untuk mendorong penggunaan produk lokal.

Staf Ahli Menteri Bidang Penguatan Kemampuan Industri Dalam Negeri, Ignatius Warsito, menyebutkan bahwa Manufacturing Indonesia 2024 adalah ajang strategis bagi industri lokal untuk menunjukkan potensinya. “Sektor manufaktur berkontribusi sebesar 19,02% terhadap perekonomian nasional pada triwulan III-2024 dengan pertumbuhan 4,72% YoY, menunjukkan peran pentingnya dalam mendukung ekonomi nasional,” ungkap Ignatius.

Mendorong Digitalisasi dan Investasi
Meskipun tingkat adopsi digital pada sektor manufaktur Indonesia masih sekitar 20%, CEO dan Co-Founder Imajin, Chendy Jaya, optimistis bahwa angka ini dapat meningkat. Imajin, sebagai platform e-commerce manufaktur, mendukung pameran ini dengan mempertemukan pelaku industri untuk mengembangkan teknologi manufaktur yang berkelanjutan.

“Melalui ajang ini, kami mendorong perusahaan untuk mengadopsi alat dan sistem manufaktur modern agar lebih kompetitif di pasar global,” tambah Chendy.

Selain itu, pemerintah terus membuka peluang investasi di sektor manufaktur untuk mendukung pertumbuhan ekonomi sekaligus menciptakan lapangan kerja. Ignatius menambahkan bahwa fokus pemerintah adalah pada industri jasa dan padat karya yang berkelanjutan.

Beragam Aktivitas dan Area Inovatif
Manufacturing Indonesia 2024 menghadirkan berbagai kegiatan menarik, seperti:

  • Indoestri Area
  • Seminar Manufacturing Outlook 2025
  • Kaizen Clinic
  • Lomba Forklift
  • Manufacturing Digital Hub
  • ROBOPARK
  • Saw Master
  • Spinning Top Competition

Sebagai selebrasi 35 tahun perjalanan pameran ini, hadir pula Manufacturing Milestone Museum, yang menampilkan evolusi teknologi manufaktur, dari mesin manual hingga sistem otomatis. Museum ini merupakan kolaborasi antara Pamerindo dengan eksibitor dan mitra utama, sekaligus bukti nyata transformasi industri manufaktur Indonesia.

Masa Depan Industri Manufaktur Indonesia
Dengan tema besar yang berfokus pada inovasi dan keberlanjutan, Manufacturing Indonesia 2024 diharapkan mampu menjadi katalisator transformasi industri manufaktur nasional. Acara ini tidak hanya menjadi ajang pamer teknologi, tetapi juga wadah pengembangan SDM dan kolaborasi lintas sektor, mendorong Indonesia menjadi pemain utama di pasar manufaktur global.

Industrial Festival 2024 Siap Digelar di Surabaya, Generasi Z Disiapkan Jadi Penggerak Industri Masa Depan

Setelah sukses di Tangerang dan Jakarta, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) kembali menggelar Industrial Festival 2024 di Surabaya, Jawa Timur, pada 4-5 Desember 2024. Mengusung tema “Are You Fit for the Future?”, festival ini bertujuan mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan masa depan, terutama di dunia kerja dan industri.

Surabaya sebagai Lokasi Strategis
Sekretaris Jenderal Kemenperin, Eko S.A. Cahyanto, menjelaskan bahwa pemilihan Surabaya bukan tanpa alasan. “Surabaya adalah salah satu pusat ekonomi dan industri terbesar di Indonesia, dengan sektor manufaktur yang berkembang pesat. Selain itu, berdasarkan Edurank 2023, kota ini memiliki 27 perguruan tinggi terbaik dan populasi Gen Z terbesar kedua di Indonesia,” kata Eko di Jakarta, (30/11).

Eko menambahkan, Industrial Festival adalah momen merayakan kreativitas, inovasi, dan kolaborasi generasi muda untuk memajukan industri nasional. Acara ini juga menjadi platform edukasi tentang kebijakan dan kinerja industri serta peran strategis sektor ini dalam mendukung pertumbuhan ekonomi.

“Acara ini tidak hanya merayakan industri, tetapi juga memperkuat citra Kementerian Perindustrian sebagai bagian integral dari ekosistem industri nasional,” ujarnya.

Generasi Z, Fokus Utama Festival
Generasi Z menjadi target utama dalam Industrial Festival karena populasi mereka yang besar, mencapai 74,93 juta jiwa atau 27,94 persen dari total penduduk Indonesia. Generasi ini diproyeksikan akan menjadi motor penggerak sektor industri dalam sepuluh tahun ke depan.

“Melalui festival ini, kami ingin mempersiapkan Gen Z agar memiliki daya saing tinggi sesuai Visi Indonesia Emas 2045,” tegas Eko.

Rangkaian Kegiatan Inspiratif
Berbagai kegiatan menarik telah disiapkan untuk Industrial Festival 2024. Beberapa di antaranya:

  1. Kuliah Umum bersama Menteri Perindustrian
    Mengusung tema “Are You Fit for the Future?”, kuliah ini akan diikuti oleh 900 peserta, termasuk mahasiswa, komunitas, dan instansi pemerintah daerah. Fokusnya adalah membekali generasi muda dengan kompetensi dan karakter unggul untuk bersaing di dunia kerja.
  2. Talkshow Inspiratif
    Delapan sesi talkshow melibatkan pelajar, mahasiswa, komunitas, wirausahawan, dan influencer. Tema yang diangkat meliputi pengembangan diri, pendidikan, dunia digital, dan kewirausahaan, dengan target peserta hingga 2.400 orang.
  3. Workshop Praktis
    Sembilan sesi workshop yang digelar bekerja sama dengan BPSDMI, BPIPI, dan Pusat P3DN. Setiap sesi diikuti oleh 30 peserta, melibatkan mahasiswa, siswa SMK, pelaku IKM, dan wirausahawan muda.
  4. Mini Expo
    Pameran ini menghadirkan 64 tenant dari berbagai sektor, termasuk produk dalam negeri bersertifikasi TKDN dan halal, serta produk binaan BDI, BPIPI, BPIFK, dan IKMA. Expo ini bertujuan mempertemukan tenant dengan pembeli potensial.
  5. Factory Tour ke PT Nestle Surabaya
    Peserta akan mendapatkan pengalaman langsung tentang proses bisnis industri manufaktur dari hulu ke hilir. Tur ini diikuti oleh Wakil Menteri Perindustrian, Direktorat Industri Agro, media, influencer, mahasiswa, dan komunitas.

Ajang Kompetisi dan Penghargaan
Untuk memeriahkan festival, Kemenperin juga menggelar Kemenperin Journalistic Award (KJA) 2024. Kompetisi ini ditujukan bagi jurnalis dan fotografer untuk menampilkan karya jurnalistik bertema “Industri Maju, Ekonomi Melaju”.

Harapan Besar untuk Generasi Muda
Melalui Industrial Festival 2024, Kemenperin berharap generasi muda semakin sadar akan peran penting mereka dalam memajukan industri nasional. “Kami ingin Gen Z dan milenial memiliki kesiapan menghadapi tantangan masa depan dan menjadi penggerak industri yang inovatif dan berkelanjutan,” pungkas Eko.

Dengan rangkaian acara yang inspiratif dan edukatif, festival ini tidak hanya menjadi ajang perayaan industri, tetapi juga momentum strategis untuk memperkuat visi pembangunan Indonesia di masa depan.

Kawasan Industri, Pilar Penting Menuju Target Pertumbuhan Ekonomi 8%

Pemerintah Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen dalam lima tahun ke depan. Sebuah tantangan besar, mengingat kondisi global yang penuh ketidakpastian. Namun, potensi besar yang dimiliki Indonesia memberi harapan kuat.

“Kita memiliki sumber daya alam melimpah, sektor industri manufaktur yang terus berkembang, serta inovasi teknologi yang mendorong perubahan,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam Rapat Kerja Dukungan Proyek Strategis Nasional (PSN) di Jakarta, Senin (2/12).

Hilirisasi sebagai Fokus Utama
Agus menjelaskan, salah satu misi Asta Cita yang dicanangkan Presiden Prabowo adalah melanjutkan hilirisasi sumber daya alam untuk meningkatkan nilai tambah dalam negeri. “Untuk merealisasikan hal ini, dibutuhkan investasi besar di sektor industri, iklim investasi yang kondusif, serta daya saing industri dan kawasan industri,” ujarnya.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian, seluruh kegiatan industri diwajibkan berada dalam kawasan industri. “Kawasan industri adalah epicentrum bagi peningkatan daya saing dan pertumbuhan ekonomi industri,” tegas Agus.

Pemerataan Industrialisasi di Nusantara
Indonesia berkomitmen menyebarkan industrialisasi secara merata. Hingga November 2024, sebanyak 165 perusahaan kawasan industri telah mendapatkan Izin Usaha Kawasan Industri (IUKI), dengan total luas lahan mencapai 94.054 hektar. Dari jumlah tersebut, 59,76 persen telah terisi, sementara 40,24 persen masih tersedia untuk investasi baru.

Pemerataan kawasan industri juga diwujudkan melalui program Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan PSN. Saat ini, 30 kawasan industri beroperasi, sebagian besar di luar Pulau Jawa, untuk mendukung pembangunan yang lebih inklusif.

Kontribusi Proyek Strategis Nasional (PSN)
PSN berperan penting dalam meningkatkan pemerataan pembangunan. Hingga kini, terdapat 41 proyek PSN di sektor kawasan industri dengan komitmen investasi Rp2.785 triliun, yang akan direalisasikan secara bertahap.

“Diperkirakan hingga akhir 2024, realisasi investasi mencapai Rp68 triliun. Sementara itu, pada 2029, target investasi menengah di kawasan industri ditetapkan sebesar Rp481 triliun,” ungkap Agus.

Menuju Kawasan Industri Berwawasan Lingkungan
Kebijakan pengembangan kawasan industri di Indonesia kini memasuki generasi berwawasan lingkungan. Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2024, kawasan industri harus memperhatikan aspek manajemen, sosial, ekonomi, dan lingkungan untuk menciptakan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan perlindungan lingkungan.

“Dekarbonisasi di sektor industri menjadi prioritas, terutama pengurangan emisi karbon dioksida dari bahan bakar fosil. Ini mendukung target net zero emission sebelum 2060,” jelas Agus.

Mengatasi Hambatan Pembangunan Kawasan Industri
Tantangan pengembangan kawasan industri meliputi masalah pertanahan, tata ruang, infrastruktur, energi, air baku, hingga ketersediaan sumber daya manusia (SDM). Presiden menargetkan operasional seluruh proyek PSN selesai pada 2025, menjadikan debottlenecking sebagai agenda prioritas.

Plt Dirjen Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional Kemenperin, Eko S. A. Cahyanto, menekankan pentingnya sinergi antar-kementerian dan lembaga. “Kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan pengelola kawasan industri diperlukan untuk menyelesaikan hambatan,” katanya.

Mendorong Daya Saing untuk Pertumbuhan Berkelanjutan
Eko berharap, momentum rapat kerja ini dapat memacu transformasi positif dalam pengembangan kawasan industri. “Kami optimis kawasan industri mampu mendukung sektor manufaktur sebagai tulang punggung pertumbuhan ekonomi Indonesia, sebagaimana yang kita cita-citakan bersama,” pungkasnya.

Dengan sinergi yang kuat dan langkah konkret, kawasan industri diharapkan menjadi motor penggerak utama menuju target ekonomi 8 persen, sekaligus memastikan pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan.

Industri Manufaktur Indonesia Tumbuh Pesat, Didorong Permintaan Domestik

Kinerja industri manufaktur Indonesia terus menunjukkan tren positif pada November 2024. Hal ini ditandai dengan meningkatnya Indeks Kepercayaan Industri (IKI) yang mencapai 52,95, menunjukkan ekspansi di berbagai sektor.

“Peningkatan IKI ini didorong oleh kuatnya permintaan domestik, terutama setelah adanya program-program pemerintah yang baru,” ujar Juru Bicara Kementerian Perindustrian, Febri Hendri Antoni Arif.

Faktor Pendukung Pertumbuhan

Beberapa faktor yang mendorong pertumbuhan industri manufaktur antara lain:

  • Peningkatan pesanan baru: Indeks pesanan baru mengalami peningkatan signifikan, menunjukkan adanya kepercayaan konsumen terhadap produk dalam negeri.
  • Program pemerintah: Program-program seperti hilirisasi industri dan pemberian makan bergizi gratis telah memberikan dampak positif terhadap industri manufaktur, terutama sektor pangan dan peralatan listrik.
  • Pilkada serentak: Pelaksanaan Pilkada di akhir November turut mendorong peningkatan permintaan di beberapa sektor, seperti industri minuman dan percetakan.

Tantangan yang Dihadapi

Meskipun mengalami pertumbuhan, industri manufaktur masih menghadapi beberapa tantangan, seperti:

  • Kenaikan harga bahan baku impor: Pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS menyebabkan kenaikan harga bahan baku impor, sehingga menekan margin keuntungan produsen.
  • Perlambatan ekonomi global: Ketidakpastian ekonomi global, termasuk pemilihan presiden Amerika Serikat, dapat mempengaruhi permintaan ekspor produk Indonesia.
  • Persaingan dengan produk impor: Produk impor yang lebih murah dapat mengancam daya saing produk dalam negeri.

Solusi yang Dibutuhkan

Untuk mengatasi tantangan tersebut, pemerintah perlu mengambil langkah-langkah strategis, seperti:

  • Meningkatkan daya saing produk dalam negeri: Melalui kebijakan yang mendukung inovasi, pengembangan teknologi, dan peningkatan kualitas produk.
  • Memperkuat perlindungan industri dalam negeri: Dengan membatasi impor produk jadi dan memberikan insentif bagi industri dalam negeri.
  • Memperkuat kerja sama dengan pelaku usaha: Pemerintah perlu melibatkan pelaku usaha dalam merumuskan kebijakan yang mendukung pertumbuhan industri.

Industri Kosmetik Indonesia Tumbuh Pesat, Potensi Besar Menanti

Industri kosmetik di Indonesia tengah mengalami pertumbuhan yang pesat. Hal ini didorong oleh meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya penampilan dan perawatan diri, serta perkembangan teknologi yang memungkinkan inovasi produk yang lebih canggih.

“Pertumbuhan industri kosmetik di Indonesia sangat menjanjikan,” ujar Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza, dalam acara Beauty Science Tech 2024.

Peluang Bisnis yang Menggiurkan

Nilai pendapatan industri kosmetik di Indonesia terus meningkat dan diperkirakan akan terus tumbuh dalam beberapa tahun ke depan. Hal ini membuka peluang bisnis yang sangat besar bagi para pelaku usaha, baik perusahaan besar maupun Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

“Industri kosmetik tidak hanya didominasi oleh perempuan, tetapi juga semakin banyak pria yang menggunakan produk perawatan kulit,” tambah Faisol.

Potensi Bahan Baku Alami

Indonesia memiliki keunggulan komparatif dalam hal ketersediaan bahan baku alami untuk kosmetik. Ribuan jenis tanaman berkhasiat yang tumbuh di Indonesia dapat menjadi sumber bahan baku alami untuk produk kosmetik yang berkualitas tinggi dan bernilai tambah.

“Dengan memanfaatkan kekayaan alam yang kita miliki, industri kosmetik Indonesia dapat menciptakan produk-produk yang unik dan berdaya saing di pasar global,” ujar Faisol.

Tantangan dan Peluang

Meskipun memiliki potensi yang besar, industri kosmetik Indonesia juga menghadapi sejumlah tantangan, seperti persaingan yang ketat dari produk impor, regulasi yang kompleks, dan kebutuhan akan inovasi yang terus-menerus.

Namun, tantangan ini juga dapat menjadi peluang bagi industri kosmetik Indonesia untuk terus berkembang dan beradaptasi. Dengan dukungan pemerintah dan pengembangan inovasi, industri kosmetik Indonesia dapat menjadi salah satu kekuatan ekonomi baru di masa depan.